Allah Subhanahu waTa’ala berfirman :
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي
اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًا وَفِي اْلآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللهِ
وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu"
Al Hadiid : 20
Apa yang kamu pahami dari kehidupan dunia ?
Masihkah dunia membuaimu ?
Masihkah angan-anganmu melambung tuk meraih gemerlapnya ?
Masihkah engkau tertipu dengan kesenangannya ?
Tergambar bagaimana orang- orang yang bertakwa lagi cendikia itu mengarungi dunia mereka. Mereka enggan untuk tenggelam di dalamnya, karena dunia hanyalah tempat penyeberangan saja sedang di ujung sana menanti negeri keabadian yang keutamaannya tiada terbandingi dengan dunia. pendeknya masa dunia dan fananya kelezatannya bila dibandingkan dengan kelanggengan akhirat berikut kelezatan dan kenikmatannya, tidak lain kecuali seperti air yang menempel di jari bila dibandingkan dengan air yang masih tersisa di lautan.” Lihatlah demikian kecilnya perbendaharaan dunia bila dibandingkan dengan akhirat. Maka siapa lagi yang tertipu oleh dunia selain orang yang pandir, karena dunia takkan dapat menipu orang yang cerdas dan berakal.
Dunia tidak lain adalah sekedar permainan , senang - susah , sedih - gembira , bertengkar , bertikai , berselisih , adalah salah satu dari sekian banyak warna dari permainan duniawi. Allah Subhanahu Wata'ala memberikan gambaran bagi kehidupan dunia pada umumnya, Allah Subhanahu Wata'ala mengumpamakan suasana kehidupan dalam dunia ini beserta segala keindahan, dan kemegahan yang ada padanya kemudian berangsur-angsur kemegahan itu lenyap. Sama halnya dengan suasana tumbuh-tumbuhan yang menghijau, berbunga menjadi berbuah, kemudian berangsur-angsur kehijauan itu berubah menjadi kering akhirnya lenyap dihembus angin. Semua yang ada di atas bumi ini tentulah menempuh suatu proses perubahan dan lahir, tumbuh, dan lenyap.
Maka oleh karena itu manusia yang menjadi penghuni bumi ini janganlah tertipu oleh kemegahan dunia ini, mereka yang mempunyai kekayaan yang besar janganlah membangga-banggakan hartanya dan jangan pula merendahkan orang lain yang tak punya harta benda. Sesungguhnya harta benda itu cepat atau lambat akan lenyap. Tuhan Yang Maha Sempurna lagi Maha Mulia, Dialah Yang Menciptakan segala benda dan memeliharanya, menumbuhkannya, melenyapkannya lalu mengembalikan lagi lahir ke bumi. Dialah Yang Maha Kuasa, yang menetapkan hukum perubahan-perubahan itu.
Dunia tidak lain adalah sekedar permainan , senang - susah , sedih - gembira , bertengkar , bertikai , berselisih , adalah salah satu dari sekian banyak warna dari permainan duniawi. Allah Subhanahu Wata'ala memberikan gambaran bagi kehidupan dunia pada umumnya, Allah Subhanahu Wata'ala mengumpamakan suasana kehidupan dalam dunia ini beserta segala keindahan, dan kemegahan yang ada padanya kemudian berangsur-angsur kemegahan itu lenyap. Sama halnya dengan suasana tumbuh-tumbuhan yang menghijau, berbunga menjadi berbuah, kemudian berangsur-angsur kehijauan itu berubah menjadi kering akhirnya lenyap dihembus angin. Semua yang ada di atas bumi ini tentulah menempuh suatu proses perubahan dan lahir, tumbuh, dan lenyap.
Maka oleh karena itu manusia yang menjadi penghuni bumi ini janganlah tertipu oleh kemegahan dunia ini, mereka yang mempunyai kekayaan yang besar janganlah membangga-banggakan hartanya dan jangan pula merendahkan orang lain yang tak punya harta benda. Sesungguhnya harta benda itu cepat atau lambat akan lenyap. Tuhan Yang Maha Sempurna lagi Maha Mulia, Dialah Yang Menciptakan segala benda dan memeliharanya, menumbuhkannya, melenyapkannya lalu mengembalikan lagi lahir ke bumi. Dialah Yang Maha Kuasa, yang menetapkan hukum perubahan-perubahan itu.
Allah Subhanahu Wata'ala menjelaskan apa yang menjadi kebanggaan manusia dalam dunia ini. Harta benda dan anak-anak disebutkan dalam ayat ini, karena manusia sangat memperhatikannya. Banyak harta dan anak dapat memberikan kehidupan dan martabat yang terhormat kepada seseorang yang memilikinya. Allooh Subhanahu Wata'ala menegaskan bahwa harta dan anak itu hanyalah perhiasan hidup duniawi, bukan perhiasan dan bekal untuk ukhrawi. Padahal manusia sudah menginsafi bahwa keduanya itu segera akan binasa dan tidak patut dijadikan bahan kesombongan.
Harta dalam urutan ayat ini didahulukan dari anak, padahal anak itu lebih dekat ke hati manusia, karena harta itu sebagai perhiasan lebih sempurna dari anak. Harta dapat menolong orang tua dan anak setiap waktu dan dengan harta itu pula kelangsungan hidup keturunan dapat terjamin. Kebutuhan manusia terhadap harta lebih besar dari kebutuhannya terhadap anak, tidak sebaliknya. Karena itu orang yang punya anak banyak, tapi tak punya harta, biasanya hidup melarat dan sengsara.
Kemudian Allah Subhanahu Wata'ala menjelaskan bahwa hal yang patut dibanggakan ialah amal kebaikan yang buahnya dirasakan oleh manusia sepanjang zaman sampai akhirat, seperti amal ibadah salat, puasa, zakat, jihad di jalan Allah serta amal ibadah sosial seperti membangun sekolah, rumah yatim, rumah-rumah orang-orang jompo dan lain sebagainya. Amal kebaikan ini Lebih baik pahalanya di sisi Allah daripada harta dan anak-anak yang jauh dari petunjuk Allah Subhanahu Wata'ala dan amal kebaikan itu tentulah lebih banyak memenuhi harapan kepada ahlinya di hari akhirat.
Wallahu A'lam
0 comments
Post a Comment